Toleransi Versi Generasi Milenial, Seperti Apa?
Generasi milenial mengaku terbuka dan mentolerir berbagai perbedaan. Namun, mereka memiliki cara masing-masing dalam mengapresiasi perbedaan. Untuk memupuk toleransi, generasi ini perlu mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk memulai percakapan seputar toleransi, mempertanyakan stereotip, menciptakan rasa kebangsaan, dan mewakilkan suara-suara yang belum terdengar.
Staf Khusus Presiden RI dan salah satu pendiri Toleransi.id, Ayu Kartika Dewi, berpendapat untuk menjadi toleran ada beberapa modal dasar yang dibutuhkan generasi milenial.
“Generasi muda alias milenial harus punya pemikiran yang kritis sehingga tak mudah terpengaruh arus informasi yang belum jelas kebenarannya. Mereka juga perlu memiliki rasa empati yang hanya bisa didapat jika melakukan interaksi langsung dengan orang-orang yang berbeda dengan dirinya,” ungkapnya.
Menurut Ayu, semua hal tersebut harus dilakukan secara intensional dan berkelanjutan sehingga nantinya ada gaung inspirasi yang lebih kuat untuk menggerakkan lebih banyak aksi toleransi menuju Indonesia yang lebih damai. Ayu memaparkan toleransi di era milenial terbagi menjadi empat jenis. Berikut jenis toleransi itu.
Menghargai perbedaan
Saling menghargai dengan tidak mempermasalahkan sesuatu yang berbeda, bahkan cenderung tidak menyadari perbedaan tersebut karena tidak mengusik kehidupan mereka. Mereka bisa melebur dan menyatu dengan perbedaan yang ada. Misalnya, perbedaan ras, suku, cara makan, cara bicara, yang tidak dipersoalkan oleh anak muda. Dengan membiarkan perbedaan yang tampak, itu adalah bentuk toleransi yang dilakukan milenial tanpa memandang perbedaan.
Menyenangi perbedaan
Generasi milenial yang menyadari perbedaan tanpa membenci satu sama lain adalah bentuk toleransi. Misalnya, dalam melihat seseorang yang fisiknya berbeda, mereka akan cenderung melihat kelebihan dan keunikan dari perbedaan tersebut.
Merayakan perbedaan
Ikut menyambut dan merayakan perbedaan tanpa risau. Misalnya, milenial Muslim membantu teman menghias pohon Natal. Lalu ikut mengucapkan Idul Fitri meskipun terlahir Buddha di pesan WhatsApp pada teman Muslim.
Melindungi perbedaan
Tidak menuntut semua orang harus sama. Bahkan, perbedaan itu harus dijaga. Milenial yang memiliki toleransitidak akan beranggapan perbedaan sebagai sesuatu yang aneh. Generasi milenial tidak akan memaksakan perbedaan tersebut untuk lenyap. Justru, mereka akan melindungi perbedaan tersebut.
Sumber : tempo.co